Jadi Cita-Citamu Apa?

Jadi Cita-Citamu Apa?

adalah pertanyaan yang slalu kujawab dengan "Apa ya?...."

adalah pertanyaan yang slalu dijawab orang berbeda pada masing-masing fase waktu kehidupan.

adalah pertanyaan yang sering kali tak bosen ditanyakan, tentunya sebelum pertanyaan kapan wisuda dan kapan menikah timbul.

aku mencoba mentelaah dan mengingat kembali, apa jawaban terhebat yang pernah aku ucapkan.

entah mengapa mungkin sejak kecil aku sudah terbiasa dengan "sadar diri".

begini maksudnya.

bercita-cita sesuai dengan kadarku, berbuat sesuai dengan batas mampuku. ya, sadar diri. bahwasannya tak bisa memaksakan hal-hal diluar mampuku.

mungkin, cita-cita terhebatku adalah... menjadi bu guru.
hem, itupun cita-cita yang kutuliskan pada spanduk dihari terakhir kelulusan SMA.

selanjutnya, aku merasa patah karena ternyata aku tak menemukan jalan menujunya. 

"Hey, jadi apa cita-citamu?" pertanyaan yang sering kali kutanyakan pada diriku yang akhirnya memutuskan tulisan yang kutulis entah dengan niat atau tidak adalah cita-citaku. 

Cita-citaku ingin menjadi Bu Guru .
yang kemudian setelah aku mengerti makna "guru", maka kupersempit "setidaknya bagi anak-anakku". Tetapi setelah ku telaah ternyata malah terlalu sempit. Akhirnya kuputuskan, aku ingin menjadi Ibu bagi seluruh anak yang merindukan sosok ibu. 

e-tapi ternyata belum akhir, maka jadilah "Ibu bagi anak-anak penghafal Qur'an".
jika dijabarkan, lingkup terkecilnya adalah Ibu bagi anak-anak penghafal Qur'an dirumahku, dan lingkup terbesarnya adalah Ibu bagi anak-anak penghafal Qur'an di Semesta ini.

Apakah ini bisa dikategorikan cita-cita?

Bukankah cita-cita adalah apa yang kita impikan yang berada dimasa depan?

Jika demikian, sudah seyogyanya kita berbahagia ketika memperjuangkannya. em.. mempersiapkannya, menghadapinya, dan menjalaninya. 

bukankah begitu?

Jadi cita-citamu apa? 



Komentar

  1. Alhamdulillah.. cita-citanya sangat mulia. Walaupun nggak sesuai dengan apa yang diharapkan di awal. Setidaknya ada jalan lain yang mungkin itu adalah yang terbaik bagi kita. Semangat terus mbak.. :).
    Kalau cita-citaku mah ganti ganti hehe.. waktu kecil mau jadi spider man, trus ganti pengen jadi polici, tentara lah, dan sebagainya. Eh.. akhirnya malah sekarang lagi kuliah di jurusan pendidikan. Bismillah mungkin saya bisa melanjutkan cita-cita kakak jadi guru hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha me too mas, saya juga. akhirnya ambil jurusan pendidikan yang jauh sekali dari jurusan saya yg sebelumnya. semoga kita lancar-lancar ya mas studynya. btw, makasih uda singgah :)

      Hapus
  2. sulit nih, semakin dewasa sulit menentukan cita cita, bahkan katanya anak kecil zaman sekarang pun enggan untuk menentukan cita citanya kalo saja mereka sadar mereka tak sanggup, dulu pernah cita cita sebagai dokter, ustadz, sekarang malah jadi content writer dan freelance digital marketing

    BalasHapus
    Balasan
    1. keknya seru ya bang kalau diadain penelitian tentang "anak kecil zaman sekarang". semoga bisa jadi ustadz milenial bang, kan banyak tu hehe :D

      Hapus
  3. Sungguh sebuah cita2 yg mulia, mba .. terimakasih sudah berbagi..
    Dulu, biasanya kita akan punya sekali beragam angan dan cita2. Seiring bertumbuh usia dan berhadapan dengan realita yg ada, maka cita2 tadi pun akan berubah dan menyesuaikan keadaan yg ada.
    Tapi menurut saya, point memiliki cita2 bukan apakah kita akan mencapainya atau tidak. Tapi soal bagaimana kita berproses, tumbuh, berkembang dan hidup dalam mimpi dan cita2 itu.

    BalasHapus
  4. Perjalanan hidup sangat berpengaruh dengan cita-cita atau impian kita. Wajar sih merevisi impian, asalkan kita bahagia dan ikhlas saat mencapainya ya, mbak. Cita-cita saya juga selalu berubah, lebih tepatnya menyesuaikan, hanya saja prinsip yang saya pegang, apapun itu semoga tetap baik & bermanfaat bagi kita sendiri juga orang lain. ♥️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaamiin yaMujiib yaSamii, semoga Allaah ijabah do'a-do'a baik kita :)

      Hapus
  5. semakin ke sini, cita-cita kita makin berubah saja, yang mungkin pas di sekolah dasar cita-cita kita setinggi langit, dan pada akhirnya semua akan berubah seiring waktu berjalan, beruntunglah yang memiliki cita-cita dan sekarang masih di lingkup yang sama dengan cita-cita itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillaah. yang penting apapun cita-cita kita, selalu dalam kebaikan dan untuk kebaikan. terimakasih sudah singgah :)

      Hapus
  6. Kalau membahas cita-cita, rasanya makin dewasa makin sulit dan makin rasional. Realistis sama keadaan dan gimana dunia sedang berjalan. Apalagi semenjak pandemi. Mungkin, "bertahan hidup" sekarang juga jadi sebuah cita-cita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi dalam mengartikan apa itu cita-cita semakin menyulitkan, gituyaaah Mas :')

      Hapus
  7. Dulu sekali saya ingin jadi dokter hewan karena pengen bantu kucing yang terlantar tapi yah, memang gak semua yang kita inginkan bisa diwujudkan. Kalo sekarang ditanya cita-citanya apa? Jawabannya "udahlah, bertahan hidup aja, masih bisa kerja dan nyari makan udah syukur Alhamdulillah." Hahaha... Sebenarnya tak apa punya cita-cita tapi cita-cita itu akan berubah pada waktunya... Thanks mbak untuk tulisannya, semoga apa yang mabkk cita-citakan bisa terealisasi... Aamin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin yaMujiib yaSamii, terimakasih doa baiknya Mba ♥

      Hapus
  8. Cita-cita menjadi guru sangat mulia donk tentunya nih. Saya pun sebagai guru bangga jika ada yang punya cita-cita menjadi guru. Sejak kecil biasanya anak-anak sudah terbiasa membicarakan cita-citanya ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mba, seolah jd pembicaraan dan pertanyaan wajib yaah. hehe

      Hapus
  9. Apa ya cita2 saya, sering berubah2 seiring wktu dan makin byk nya peran yg harus kita pegang. Tp apapun itu, berusaha jadi manusia yg bermanfaat minimal utk diri sendiri dn keluarga. Semangat kakaaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat kembali kak, terimakasih sudah singgah ♥

      Hapus
  10. Cita cita saya bahagia saja sudah cukup T,T
    Hanya melakukan hal membuat kita senang, adalah hal yang langka saat ini. Sebab realita kadang tak sesuai harapan kita....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Allaah, semoga kebahagiaan senantiasa menyertai kita mba Fitri. Semangaat♥♥

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer